Memetakan Potensi Sumber Air Dalam di Lahan Kering Desa Pelem Ponorogo Menggunakan Metode Uji Geolistrik

Authors

  • Sugiarto Universitas Brawijaya Malang
  • Runi Asmaranto Universitas Brawijaya Malang
  • Subhan Ramdlani Universitas Brawijaya Malang
  • Mangku Purnomo Universitas Brawijaya Malang
  • Ibnu Sam Widodo Universitas Brawijaya Malang

Abstract

Desa Pelem Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo merupakan kawasan yang berada di kaki perbukitan dengan potensi pertanian lahan kering. Memiliki Luas wilayah Desa Pelem adalah 692 ha yang terdiri dari lahan pertanian berupa sawah tadah hujan 118 ha, tanah tegalan 75 ha, tanah perhutani 412 ha. Masyarakat Desa Pelem memiliki permasalahan klasik terkait kebutuhan air bersih dan air irigasi. Kehidupan masyarakat sebagian besar bertumpu pada hasil pertanian lahan kering yang selama ini mengandalkan air tadah hujan, dan ironisnya  di musim kemarau selalu kesulitan mengolah lahan karena ketiadaan air irigasi. Ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak juga terbatas. Pengeboran air dalam yang dilakukan masyarakat sering gagal karena dalam menentukan sumber air hanya berdasarkan perkiraan, sementara biaya pengeboran sumur dalam sangat mahal.

LPPM Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi tahun 2021 telah mengirimkan tim dosen UB untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Desa  Pelem dalam mengatasi permasalahan air bersih dan air irigasi tersebut. Salah satu program kegiatan yang dilakukan adalah memetakan potensi sumber air dalam di wilayah Desa Pelem. Proses pemetaan menggunakan alat uji geolistrik ADTM dengan metode VES (vertical electrical sounding) konfigurasi Schlumberger yang dilengkapi program visualisasi yang terkoneksi ke android, sehingga kondisi lapisan tanah bisa ditampilkan secara visual melalui layar HP Android.

Hasilnya adalah Desa Pelem secara umum memiliki potensi       air tanah yang baik dari hasil identifikasi beberapa lapisan akuifer sampai kedalaman 150 - 200 meter. Dukuh Batur RT 4 RW 2 dengan line 1 dan TGL 01 sebagai titik pengukuran geolistrik memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 70,42 – 81,52 meter dan 97,82 – 114,52 meter. Untuk line 2 memiliki potensi air tanah di kedalaman 40 – 85 meter. Line 3 dan TGL 02 memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 66,55 – 102,60 meter. Line 4 memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 56,09 – 76,81 meter; dan di kedalaman 95,08 – 127,25 meter. Line 5 teridentifikasi di kedalaman 60 – 62 meter; 80 – 97 meter dan di kedalaman 105 – 125 meter.  Line 6 memiliki potensi air tanah di kedalaman 80 – 115 meter. Line 7 teridentifikasi di kedalaman 65 – 76 meter dan 123 – 135 meter. Line 8 teridentifikasi di kedalaman 64 – 70 meter, 75 – 86 meter        dan 124 – 135 meter. Line 9 memiliki potensi air tanah di kedalaman 55 – 60 meter, 75 – 85 meter, 98 – 105 meter, dan 116 – 125 meter. Line 10 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 78     meter, 98 – 105 meter, 110 – 124 meter, dan 130 – 142 meter. Line 11 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 70 meter, 76 – 80 meter, dan 110 – 116 meter. Line 12 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 70 meter, 95 – 108 meter, dan 120 – 125 meter.

Downloads

Published

2022-01-07

Issue

Section

Articles