Penggunaan Scrapbook Berbasis Produk Teknologi Untuk Meningkatkan Kemampuan Manajemen Kelas Di SDLB Bhakti Luhur Madiun
DOI:
https://doi.org/10.32486/dikemas.v8i2.820Keywords:
Pembelajaran Matematika, Scrapbook, Manajemen Kelas, TeknologiAbstract
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berfokus pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Pendidikan Matematika sendiri tidak hanya berfokus pada bagaimana peserta didik menerapkan rumus dan menghitung, tetapi lebih kepada bagaimana proses yang mereka lalui saat mereka melakukan aktivitas belajar. Media pembelajaran merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik. Mitra dari kegiatan ini adalah SDLB Bhakti Luhur Madiun. Peserta didik pada tingkat sekolah dasar memiliki berbagai kebutuhan khusus seperti tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, down syndrome dan autisme. Pada pembelajaran matematika sendiri, walaupun beberapa peserta didik menunjukkan kemampuan belajar matematika yang baik, namun sebagian besar peserta didik kemampuan belajarnya masih cukup rendah. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar adalah dengan melakukan pendampingan secara personal kepada masing-masing peserta didik. Pada praktiknya di lapangan, metode ini merupakan metode yang paling baik untuk diterapkan di kelas, mengingat kebutuhan dan kondisi peserta didik yang cukup beragam. Akan tetapi, penerapan metode ini tidak jarang membuat guru merasa kewalahan, karena peserta didik cenderung menunggu guru untuk melakukan proses konstruksi matematika. Selain itu, jika peserta didik sudah kehilangan fokus terhadap kegiatan pembelajaran, mereka cenderung melakukan hal-hal lain diluar aktivitas pembelajaran, yang menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif lagi untuk belajar. Akibatnya, pengalaman belajar yang diperoleh tidak tercapai secara optimal. Untuk menghadapi masalah ini, maka dirancang suatu media pembelajaran matematika berbasis scrapbook yang disusun dengan bantuan AI untuk menentukan tema dan aktivitas yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan kegiatan pendampingan sekaligus sosialisasi kepada guru dengan secara langsung melakukan simulasi pembelajaran yang mengintegrasikan media pembelajaran scrapbook. Kegiatan pendampingan memakan waktu selama dua hari, yang di setiap harinya dilakukan observasi terkait tingkat kondusivitas kelas dengan adanya pendampingan ini. Hasilnya, tingkat kondusivitas kelas selama dua hari melakukan pendampingan, mengalami kenaikan hingga 53,8%. Hal ini menunjukkan jika integrasi media dalam kegiatan pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran di kelas semakin kondusif, yang menjadi indikator adanya peningkatan keterampilan manajemen kelas dengan adanya integrasi media.